Simpel aja, dua hal yang sering dialami dan dilakukan oleh manusia. Emosi, merupakan salah satu penciri bahwa seseorang adalah manusia. Manusia without emotion is nothing. Nalar, juga ciri dari manusia, salah satu turunan dari adanya akal dalam tubuh manusia.
Then, why is opposed?
Masalahnya, terkadang manusia tidak menggunakan keduanya secara bersama-sama. Dan memang jarang dilakukan bersamaan.
Emosi itu salah satu keluaran respon dari perasaan yang ada di hati, terhadap apa yang dihadapi. Emosi lebih murni dari hati, dan juga lebih liar. Lalu apa juga nalar?
Nalar lebih beradab. Nalar merupakan turunan dari perasaan yang muncul dari hati, namun melewati fungsi akal dari manusia. Nalar tidak seliar emosi.
Kita akan lebih sering menemui orang dalam kondisi emosi, daripada nalar. Alasannya simpel, lebih mudah berpikir dengan 1 hal, daripada dengan 2 hal, isn't it? Orang akan lebih cepat menyampaikan apa yang dia rasakan jika hanya menggunakan perasaan yang muncul dari dalam hati, jika dibandingkan harus berpikir ulang dengan menggunakan akal.
Baik mana? Tidak ada kondisi yang pasti mana yang lebih baik. Ini masalah komposisi. Mana yang perlu diberikan porsi yang lebih besar, mana yang tidak. Tidak selamanya emosi itu salah, dan nalar itu benar. Orang terlalu banyak bermain nalar, akan cenderung seperti robot. Ada kondisi dimana lebih dibutuhkan emosi, namun ada juga yang lebih melibatkan nalar.
Yang pasti, kuasai keduanya, gunakan keduanya, mainkan komposisinya. If you can maestro it, you'll be a better people.
No comments:
Post a Comment