Latar Belakang
Penduduk merupakan salah satu obyek yang sering dipetakan. Banyak hal yang dapat dipetakan dari penduduk, seperti distribusi jumlah penduduk, jenis kelamin, suku dan ras, dan berbagai macam informasi lainnya. Salah satunya adalah kepadatan penduduk.
Kepadatan penduduk merupakan gambaran jumlah penduduk dalam satu satuan luas. Umumnya, pemetaan kepadatan penduduk hanya dengan menghitung jumlah penduduk dibagi dengan luas wilayah. Luas wilayah biasanya menggunakan satuan administrasi. Metode seperti ini memiliki kelemahan, dimana area yang seharusnya bukan area permukiman ikut menjadi pembagi dalam perhitungan jumlah penduduk. Akibat yang dapat muncul salah satunya adalah tidak terpetakannya permukiman yang seharusnya padat penduduk karena adanya area non-permukiman lainnya dalam wilayah administrasi tersebut.
Metode yang dapat mengatasi
permasalahan tersebut adalah dengan memetakan area permukiman terlebih dahulu.
Dengan memetakan area permukiman terlebih dahulu, maka akan dapat dihasilkan
luasan pembagi yang lebih akurat untuk menghasilkan peta kepadatan penduduk.
Metode identifikasi permukiman biasanya menggunakan interpretasi visual. Hanya
saja, metode ini membutuhkan waktu yang relatif lama terutama untuk wilayah
yang luas. Solusi yang ditawarkan adalah dengan klasifikasi berbasis obyek.
Model klasifikasi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi permukiman secara
otomatis, sehingga dapat mempersingkat waktu yang dibutuhkan.